"Setelah Saya Sebut 'Tuhan Tolong', Korban Melepaskan Tangan Saya dan Tenggelam"

/
0 Comments
 
Kisah Artis
Nelayan di Pantai Mbolata, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, jam 12.00 Wita, Senin (11/4/2014) menemukan korban tenggelam yang terapung.


Borong, Kisah Artis - Fenansius Jebaru (17) masih ingat betul saat ia hendak menyelamatkan temannya, Geransius Onggor (17), siswa kelas III SMA Pancasila Mukun yang tewas akibat terseret ombak Pantai Mbolata, Minggu (10/4/2016).

"Saya sempat menolong korban. Korban sempat peluk dan tarik celana saya. Korban terus diseret arus deras. Saya sempat berkata 'Tuhan tolong'. Ketika saya menyebut itu, korban melepaskan tangan saya dan ia tenggelam. Sesudah itu, saya berlari ke pinggir pantai dan kami semua melihat korban melambai-lambaikan tangannya,” tutur Fenansius kepada Kompas.com, Senin (11/4/2016).

Fenansius menjelaskan, saat itu, air laut di Pantai Mbolata sedang pasang atau naik. Bahkan, gelombang sedang besar sehingga air laut sampai ke bibir pantai.

Awalnya, lanjut Fenansuis, setiba di Pantai Mbolata, ia dan teman-temannya berdoa bersama dengan seorang pembina asrama. Setelah itu, mereka makan siang.

“Kami diingatkan oleh pembina asrama untuk tidak berenang sebab air laut sedang naik. Tetapi, kami bertiga termasuk korban, Geransius Onggor, berenang dan bermain di pantai," jelas Fenansius.

"Kami main ombak dengan melempar bola. Seketika itu, bola pecah dan terseret arus deras. Melihat bola terseret arus, teman kami, Geransius Onggor mengejarnya. Saat itu pula arus laut sedang surut deras dan menyeret teman kami itu,” jelasnya.

Korban bersama 25 siswa dan siswi lainnya didampingi pembina asrama di SMA Pancasila Mukun berekreasi di Pantai Mbolata setelah menyelesaikan ujian nasional beberapa waktu lalu. Korban bersama temannya mengadakan perpisahan di Pantai Mbolata.

Geransius ditemukan sejumlah nelayan di Pantai Mbolata, Senin (11/4/2016) jam 12.00 Wita. Sekitar 10 perahu nelayan dikerahkan untuk mencari korban itu sejak Minggu sore kemarin.

Pencarian pada Minggu tidak membuahkan hasilnya dan berlanjut pada Senin oleh nelayan bersama aparat kepolisian, TNI dan staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Timur. Kabupaten Manggarai Timur belum memiliki tim Search and Rescue (SAR).

Kepala Kepolisian Sektor Kota Komba, Inspektur Satu (Iptu) Fransiskus Medor kepada Kompas.com di Pantai Mbolata, Senin (11/4/2016) menjelaskan, pihaknya memperoleh informasi musbiah itu dari warga pada Minggu (10/4/2016).

“Tepat jam 12.00 Wita, jenazah ditemukan nelayan di sekitar perairan Mbolata. Saat ditemukan air sedang pasang. Korban terapung dan dilihat nelayan yang mencarinya. Kami mengucapkan terima kasih kepada nelayan di sekitar Pantai Mbolata yang telah bekerja keras mencari dan mengevakuasi korban,” jelasnya.

Kapolsek Fransiskus menjelaskan, korban divisum oleh tim medis dari Puskesmas Waelengga. Sesudah divisum korban diantar ke rumah keluarga di Kampung Rentung untuk diserahkan kepada keluarganya.

Ritual adat

Kepala Suku Seso, Damianus Tarung bersama orangtua korban dan warga di sekitar pantai sempat mengadakan ritual adat selama mencari korban. Ayam kampung, telur kampung dan alkohol lokal yang disebut tuak dipersembahkan kepada leluhur di Pantai Mbolata untuk memberikan petunjuk agar korban bisa ditemukan.

Ritual adat dilaksanakan dari malam Minggu (10/4/2016) hingga Senin siang (11/4/2016) atas permintaan dari keluarga korban dan pembina asrama.

“Sesudah ritual adat dan air tuak disirami di sebuah batu serta diminum oleh nelayan yang mencari itu. Tepat jam 12.00 Wita, korban terapung dari kedalaman 4-5 meter. Sesudah ditemukan, dilanjutkan ritual adat untuk mensyukuri atas pertolongan Tuhan melalui leluhur Suku Seso dan suku dari korban,” jelasnya.

Sumber; Kompas.com

 
Baca juga Berita Heboh Lainnya dari Kami :

-Dua Skenario Kepulangan Jenazah Gubernur Kepri dari Jakarta ke Tanjungpinang 

-"Kisah Nyata" Penggali Kubur Lihat Azab Orang Meninggal



You may also like

Comments
0 Comments

No comments: